PRAGMATIC123 – Dokter: Jus Jambu Biji Merah Belum Terbukti Tingkatkan Trombosit pada DBD

Jus jambu biji merah yang selama ini dipercaya oleh sebagian orang dapat meningkatkan trombosit pada pasien demam berdarah dengue (DBD) belum terbukti secara ilmiah.

Hal tersebut disampaikan oleh Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis Anak FKUI RSCM, Dr. dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc, PhD, dalam sebuah webinar yang diselenggarakan pada Rabu (3/6/2025), seperti ditulis Antara.

Menurut Mulya Rahma, meskipun jus jambu biji merah kerap dijadikan sebagai pilihan pengobatan alternatif oleh masyarakat, hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan khasiatnya dalam meningkatkan jumlah trombosit pada pasien DBD.

“Jus jambu biji merah belum terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan trombosit. Jika memang terbukti, terapi dengue sudah sejak lama menggunakan jus ini,” ujar  Mulya Rahma.

Oleh karena itu, pasien atau orangtua yang memiliki anak dengan DBD disarankan untuk memberikan makanan atau minuman yang disukai anak, tanpa terikat pada jus jambu biji merah.

Pentingnya asupan cairan untuk pasien DBD

Selain jus jambu biji merah, asupan cairan yang cukup juga memiliki peran yang sangat penting dalam proses pemulihan pasien DBD.

Mulya Rahma menekankan bahwa orangtua dapat memberikan minuman yang disukai anak, seperti jus buah atau air putih, untuk memastikan tubuh anak tetap terhidrasi dengan baik.

Namun, ia juga mengingatkan agar orangtua tidak memaksakan anak untuk mengonsumsi jus buah tertentu yang mungkin tidak disukai anak, seperti jus jambu. Jika anak dipaksa mengonsumsi jus tersebut, bisa berisiko membuat anak muntah, yang akan menyebabkan hilangnya cairan tubuh.

“Cairan tubuh yang hilang justru bisa memperburuk kondisi anak, karena bisa mengarah pada dehidrasi yang berbahaya,” ujarnya.

Menghadapi demam pada anak dengan DBD

Dalam penanganan DBD, demam yang berlangsung dua hingga tiga hari pada anak bisa menjadi tanda peringatan.

Jika demam tidak kunjung membaik, disarankan agar orangtua segera berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

“Jika demam berlangsung dua hingga tiga hari tanpa perbaikan, segeralah bawa anak ke dokter. Dengue bisa menyebabkan syok hipovolemik yang berbahaya jika tidak segera diatasi,” jelasnya.

Demam yang tinggi pada hari ketiga sering kali menjadi indikator bahwa tubuh mulai mengalami gangguan serius, yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pemeriksaan yang dilakukan biasanya mencakup tes laboratorium dan pemeriksaan seperti foto paru-paru atau USG.

Penanganan dehidrasi dan kompres pada pasien DBD

Jika anak terdiagnosis positif DBD dan dirawat, menjaga hidrasi tubuh sangat penting. Pasien yang mengalami dehidrasi biasanya akan merasa lemas, mengantuk, dan aktivitas fisiknya berkurang. Kondisi ini berpotensi memengaruhi sirkulasi darah ke otak dan ginjal, serta meningkatkan risiko kejang.

“Dehidrasi dapat mengganggu sirkulasi darah, yang berpotensi menyebabkan kejang pada anak,” tambah Mulya Rahma.

Untuk mengatasi demam tinggi, orangtua disarankan untuk memberikan kompres dengan air hangat pada bagian lipatan ketiak atau pembuluh darah besar lainnya, bukan di dahi. Kompres selama 10-15 menit dapat membantu menurunkan suhu tubuh anak secara cepat.

“Cobalah untuk mengompres anak dengan air hangat pada bagian tubuh yang tepat. Ini dapat membantu menurunkan suhu dan mencegah terjadinya kejang,” jelasnya.