PRAGMATIC123 – Menag Nasaruddin Umar: Tahun Baru Islam Momentum Hijrah Menuju Hidup Lebih Bermakna

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh umat Muslim atas datangnya tahun baru Islam ini.
Menurutnya, Tahun Baru Hijriah tidak hanya menandai pergantian waktu, melainkan juga menjadi momen reflektif yang terinspirasi dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah lebih dari 14 abad silam.
Peristiwa bersejarah ini menjadi titik balik penting dalam penyebaran ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia.
Menag menekankan bahwa makna hijrah bukan sekadar perpindahan secara fisik, melainkan juga perubahan arah hidup ke arah yang lebih baik.
Ia mengutip Surah At-Taubah ayat 20, yang menyebut bahwa orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah akan memperoleh derajat yang tinggi di sisi-Nya dan termasuk golongan yang beruntung.
“Hijrah tidak hanya berarti berpindah tempat, tapi juga berpindah arah. Dari kegelapan menuju cahaya. Dari stagnasi menuju pertumbuhan. Dari biasa saja menjadi luar biasa dalam nilai dan kontribusi,” ujar Nasaruddin dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (26/6/2025), seperti rilis yang diterima KOMPAS.com.
Ia juga mengajak umat Islam untuk melakukan introspeksi diri.
“Sudahkah kita meninggalkan rutinitas yang hampa makna dan beralih pada amal yang membawa manfaat? Apakah Islam telah kita wujudkan dalam kejujuran, kasih sayang, dan perilaku sehari-hari, bukan hanya dalam identitas formal?” katanya.
Tahun Baru Islam: sunyi yang sarat makna
Menag mengingatkan bahwa Tahun Baru Islam tidak dirayakan dengan pesta gemerlap, melainkan hadir dalam keheningan, dzikir, dan perenungan.
Menurutnya, kekuatan sejati dari momentum ini terletak pada ketenangan dan kedalaman refleksi diri, karena perubahan besar justru sering lahir dari perenungan yang paling jujur.
Ia juga menyoroti kekayaan budaya Islam Nusantara yang mewarnai peringatan 1 Muharram di berbagai daerah.
“Ada Tabuik di Pariaman, Grebeg Suro di Jawa, hingga doa bersama di pelosok kampung. Semua itu membuktikan bahwa nilai-nilai Islam dan budaya lokal saling memperkaya, bukan bertentangan,” katanya.
Kementerian Agama, lanjut Menag, memandang keberagaman ekspresi tersebut sebagai kekayaan yang patut dijaga.
“Tugas kita bukan sekadar melestarikan ritual, tapi juga merawat maknanya. Bukan hanya mengingat hijrah Nabi, tapi juga menanamkan semangat hijrah dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, sekolah, kantor, hingga media sosial,” jelasnya.
Archives
Calendar
M | T | W | T | F | S | S |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | |
7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 |
14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 |
21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 |
28 | 29 | 30 | 31 |
Categories
- No categories
Leave a Reply