PRAGMATIC123 – Kasus Leptospirosis Tertinggi di Indonesia, Jawa Tengah Catat 859 Suspek

Jawa Tengah sebagai provinsi dengan jumlah kasus suspek leptospirosis tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data per 4 Juli 2025 atau pekan ke-26, terdapat 859 kasus suspek di wilayah tersebut.
“Setelah Jawa Tengah, suspek tertinggi ada di Yogyakarta sebanyak 620 kasus, Jawa Timur 409 kasus, Jawa Barat 160 kasus, dan Banten 124 kasus,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman,di Jakarta, Jumat (11/7/2025), seperti dilansir Antara.
Aji menjelaskan, kasus suspek leptospirosis mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir, sejalan dengan pola musim hujan di Indonesia. Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi lonjakan kasus pada pekan-pekan mendatang.
Peringatan ini juga disampaikan sebagai respons atas laporan enam kematian dari 19 kasus leptospirosis di Kota Yogyakarta, berdasarkan data Dinas Kesehatan per 8 Juli 2025.
Waspadai penularan dari hewan ke manusia
Aji memaparkan, leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Bakteri ini biasanya ditularkan melalui urine tikus atau hewan lain yang terinfeksi, kemudian mencemari air, lumpur, atau tanah. Bakteri masuk ke tubuh manusia melalui luka atau lecet di kulit, serta lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi.

“Pada saat banjir, penyebaran leptospirosis makin cepat karena tikus keluar dari persembunyian dan urine mereka terbawa arus air,” jelas Aji.
Kelompok yang rentan tertular antara lain petani, pekerja kebun, korban banjir, peternak, petugas kebersihan selokan, serta pekerja di rumah pemotongan hewan.
Gejala berat dan pentingnya diagnosis cepat
Gejala leptospirosis berat ditandai dengan kulit menguning (ikterus), gangguan ginjal, kerusakan hati (nekrosis), gangguan paru, hingga perdarahan. Bila tidak segera ditangani, kondisi ini bisa memburuk dan berakibat fatal.
“Kalau cepat terdiagnosis, leptospirosis relatif mudah diobati dengan antibiotik. Karena itu, saat ini belum ada kebijakan pemberian profilaksis dari Kemenkes,” kata Aji.
Pengobatan diberikan sesuai tingkat kasus, baik suspek maupun probable, termasuk terapi suportif.
Ia menambahkan, hingga kini belum tersedia vaksin leptospirosis untuk manusia. Vaksin hanya ada untuk hewan, seperti babi dan anjing, tetapi itu pun tidak mencakup semua jenis bakteri leptospira.
Langkah pencegahan yang bisa dilakukan
Aji mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dan kaki setelah beraktivitas, menggunakan sarung tangan serta sepatu saat bekerja, dan melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan.
“Selain itu, penting juga membasmi tikus dengan racun atau perangkap, serta menutup tempat penyimpanan air,” pungkasnya.
Leave a Reply