PRAGMATIC123 – Mengenal Apa Itu Fenomena Bediding dan sampai Kapan?

bediding atau suhu dingin ekstrem baru-baru ini ramai di media sosial.
Bediding atau suhu dingin saat musim kemarau ini dirasakan oleh warga, terutama di Pulau Jawa.
Mereka mengaku, suhu dingin terasa pada pagi hari, padahal biasanya cuacanya cenderung panas.
Salah satunya diungkapkan oleh Erwina (25), warga yang tinggal di Jakarta Selatan.
Ia mulai merasakan penurunan suhu mulai awal Juli, sehingga menyebabkan banyak orang mulai mengalami batuk, pilek, dan kedinginan.

“Nggak tahu pasti berapa suhunya, tapi rata-rata 20-32 derajat Celsius,” ujarnya, dikutip Kompas.com, Jumat (11/7/2025).
Lantas apa itu bediding dan sampai kapan terjadi?
Pengertian bediding

Istilah bediding adalah kondisi cuaca dingin yang ekstrem dibandingkan pada hari-hari biasanya.
Istilah bediding sendiri berasal dari kata serapan Bahasa Jawa “Bedhidhing” yang artinya perubahan suhu yang mencolok khususnya di awal musim kemarau.
Menurut Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani menjelaskan, fenomena bediding ditandai dengan suhu udara yang turun drastis pada malam hingga dini hari.
Di sejumlah daerah, perubahan suhu bahkan bisa mencapai titik beduku.
“Fenomena bediding umum terjadi di Indonesia. Puncaknya terjadi pada musim kemarau terutama pada Juli sampai September,” ucapnya, dikutip Kompas.com, Kamis (4/7/2024).
Ida menambahkan, bediding dipicu oleh kombinasi beberapa faktor atmosferik seperti angin timuran dari Australia yang sifatnya kering dan dingin, langit yang cerah tanpa awan, serta kelembapan udara yang rendah.
Sampai kapan fenomena bediding?

Leave a Reply