PRAGMATIC123 – Kerja Sehari, Eks Karyawan Sanel Tour Mengaku Diminta Bayar Belasan Juta Rupiah untuk Tebus Ijazah

penahanan ijazah eks karyawan oleh perusahaan Sanel Tour and Travel Pekanbaru terus berkembang.
Hingga kini, jumlah korban yang melaporkan dugaan penahanan ijazah oleh Sanel Tour, telah mencapai 40 orang, berdasarkan data yang diterima Kompas.com dari anggota DPRD Pekanbaru, Zulkardi.
Salah satu korban, Muhammad Garry Luthfi (29), mengaku ijazah SMK miliknya ditahan pihak perusahaan meski hanya bekerja satu hari sebagai kurir ekspedisi Lion Parcel.
“Saya masuk Desember 2018. Kerja sebagai kurir ekspedisi Lion Parcel. Waktu itu interview di kantor Sanel. Saya menyerahkan ijazah SMK asli dan ada surat tanda terima. Yang nerima ijazah saya waktu itu namanya Ayi,” ujar Garry kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (26/4/2025).
Diminta Bayar Belasan Juta Rupiah untuk Tebus Ijazah
Garry, warga Kecamatan Rumbai Timur, Kota Pekanbaru, memilih berhenti sehari setelah mulai bekerja. Ia merasa kondisi kerja tidak sesuai dengan harapannya.
Menurut Garry, perusahaan tidak memberikan uang transportasi, fasilitas BPJS Ketenagakerjaan, serta mengharuskannya mengantar dan menurunkan paket menggunakan kendaraan pribadi.
“Uang minyak aja tak dikasih sama perusahaan. BPJS juga tak ada. Sementara kerjaannya banyak, antar dan menurunkan paket pakai motor sendiri. Saya merasa tak sesuai, jadi besoknya saya berhenti,” jelasnya.
Seusai memutuskan mundur, Garry berusaha mengambil kembali ijazahnya dengan mendatangi kantor Sanel Tour. Namun, permintaannya ditolak.
“Saya ke kantor Sanel jumpa sama Ayi yang nerima ijazah saya. Tapi Ayi bilang tidak bisa. Ketus aja jawabnya. Mau ketemu bos, Santi, juga tak bisa,” ucapnya.
Seminggu kemudian, Garry kembali mencoba mengambil ijazah, tetapi lagi-lagi gagal.
Bahkan, ia diminta membayar denda yang disebut mencapai belasan juta rupiah.
“Kalau mau ambil harus bayar uang penalti atau denda,” akui Garry.
Sanel Tour Diduga Tahan Ijazah agar Karyawan Tidak Resign
Garry menceritakan bahwa ibunya sempat menangis setelah mengetahui ijazahnya ditahan.
“Ibu saya nangis-nangis ijazah ditahan. Karena ibu bilang sudah susah sekolah untuk mendapatkan ijazah itu. Ini saya tak ikhlas,” ceritanya.
Upaya bertemu dengan pimpinan perusahaan pun selalu menemui jalan buntu. Garry pernah mendatangi kantor, namun merasa diabaikan.
Archives
Categories
- No categories
Leave a Reply