PRAGMATIC123 – Provinsi Jasela Diusulkan Jadi Daerah Khusus Penyangga Pangan, Ini Alasannya

DPD RI Dapil Jawa Tengah, Abdul Kholik.
Ia menilai perlu ada akselerasi pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan Jawa Tengah yang selama ini tertinggal dibanding wilayah tengah dan utara, terutama Semarang.
Menurut Kholik, pemerataan pembangunan masih menjadi tantangan serius di Jawa Tengah. Ia menyebut Semarang dan sekitarnya mendapatkan porsi pembangunan yang jauh lebih besar, sedangkan daerah-daerah seperti Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, dan Purbalingga relatif tertinggal.
“Opsinya adalah Jawa Selatan ‘Jasela’ yang membutuhkan skema khusus untuk dikembangkan. Ke depan idealnya menjadi provinsi dan daerah khusus, yaitu Daerah Khusus Penyangga Pangan,” ujarnya saat ditemui di Purwokerto, Sabtu (3/5/2025).
Apa Saja Potensi Unggulan Jawa Selatan?
Kholik menjelaskan, wilayah selatan Jawa Tengah memiliki potensi besar dalam bidang agro pertanian dan maritim. Ia juga menyoroti keberadaan Pelabuhan Tanjung Intan di Cilacap sebagai pintu ekspor produk pangan ke luar negeri.
Menurutnya, infrastruktur dan sumber daya alam yang dimiliki Jasela bisa menjadi pondasi kuat untuk menjadikannya sebagai lumbung pangan nasional.
“Skema pengembangan wilayah menjadi daerah khusus sangat masuk akal. Pembentukan provinsi lewat jalur daerah khusus tidak ada pembatasan. Ini akan kita komunikasikan dengan pemerintah, karena sangat menguntungkan untuk regional,” jelasnya.
Ia juga menyebut bahwa selain Bumi Ngapak (Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, Purbalingga), kabupaten lain seperti Kebumen, Wonosobo, dan Purworejo juga berpotensi masuk dalam wilayah Jasela karena kontribusi mereka terhadap surplus pangan Jawa Tengah.
Bagaimana Kondisi Pembangunan dan Ekonomi Jawa Tengah Saat Ini?
Saat ini, APBD Jawa Tengah mencapai sekitar Rp 25 triliun, namun distribusinya dirasa belum merata. Salah satu contohnya adalah permintaan anggaran pembangunan jalan di Brebes yang mencapai Rp 1 triliun karena luas wilayah dan kepadatan penduduk.
Abdul Kholik memprediksi pada tahun 2045, jumlah penduduk Jawa Tengah akan mencapai 42 juta jiwa, yang artinya beban fiskal akan semakin berat jika tidak ada pemekaran wilayah.
Dalam konteks ini, Kholik mengusulkan agar Jawa Tengah memiliki tiga sumbu ekonomi baru, yaitu Semarang, Solo, dan Purwokerto. Dengan memperkuat Purwokerto dan wilayah sekitarnya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, keseimbangan pembangunan dapat tercapai.
Apa Manfaat dari Pembentukan Provinsi Jasela?
Dengan menjadikan Jasela sebagai daerah otonom, pemerintah daerah dapat bekerja lebih efektif dan fokus mengembangkan potensi lokal, termasuk sektor pertanian, maritim, dan pariwisata.
Selain itu, jalur logistik juga dapat dikelola secara lebih efisien, terutama jika dikombinasikan dengan reaktivasi jalur kereta api dari Purwokerto ke Purbalingga hingga Wonosobo.
“Saya lebih ke arah teknokratis, bukan politik. Jasela untuk daerah khusus lumbung nasional. Skema daerah khusus itu dengan skema pengembangan agro untuk mengejar Indonesia emas 2045,” tegas Kholik.
Ia juga menyebut pentingnya kolaborasi ekonomi antara Jasela dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengingat kedekatan geografis dan hubungan ekonomi yang sudah terjalin selama ini.
Apakah Pembentukan Daerah Baru Masih Dimungkinkan?
Pemerintah pusat memang saat ini masih menerapkan moratorium pembentukan daerah baru, baik kabupaten maupun kota.
Namun, menurut Kholik, pembentukan provinsi melalui jalur daerah khusus bisa menjadi pengecualian karena tidak dibatasi dalam aturan yang sama.
“Ada ratusan usulan kabupaten/kota baru dan puluhan usulan provinsi baru, tapi lewat skema daerah khusus, Jasela punya peluang lebih besar,” ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Wacana Provinsi Jawa Selatan Mengemuka untuk Jadi Daerah Khusus Penyangga Pangan.
Archives
Categories
- No categories
Leave a Reply