PRAGMATIC123 – Sejarah dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2025: Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat

Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh pada tanggal 20 Mei, menjadi momen penting untuk mengenang awal kebangkitan semangat nasionalisme di Indonesia.

Pada 2025, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang ke-117 dimulainya pergerakan kebangsaan dengan dibentuknya Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Bagaimana sejarah dan apa tema Hari Kebangkitan Nasional 2025?

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Hari Kebangkitan Nasional merujuk pada peristiwa berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Organisasi ini digagas oleh para pelajar STOVIA, termasuk Soetomo dan tokoh-tokoh lainnya seperti Mohammad Soelaiman, Soeradji Tirtonegoro, dan didorong oleh pemikiran dr. Wahidin Sudirohusodo.

Budi Utomo menjadi tonggak perubahan arah perjuangan bangsa dari sifat kedaerahan menjadi perjuangan nasional.

Presiden Soekarno secara resmi menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional pada tahun 1948, ketika gejolak sosial dan politik pasca agresi militer Belanda membutuhkan simbol pemersatu bangsa.

Penetapan tersebut diperkuat melalui Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1985.

Peran Budi Utomo kemudian menginspirasi lahirnya organisasi-organisasi pergerakan lain seperti Sarekat Islam, Indische Partij, dan Jong Java.

Momentum kebangkitan ini menjadi awal terbentuknya kesadaran nasional yang lebih luas dalam meraih kemerdekaan Indonesia.

Tema Hari Kebangkitan Nasional 2025

Dalam rangka memperingati Harkitnas tahun 2025, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah merilis pedoman resmi yang mencakup tema dan logo peringatan.

Tema yang diangkat tahun ini adalah:

Tema ini mencerminkan semangat kebersamaan seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi tantangan dan membangun Indonesia yang lebih tangguh, mandiri, dan sejahtera.

Dijelaskan dalam pedoman Komdigi, tema tersebut juga selaras dengan arah pembangunan nasional yang dirumuskan dalam 8 Asta Cita.

Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pun menekankan bahwa “kebersamaan, persatuan, dan kolaborasi lintas sektor” adalah kunci utama dalam mendorong kemajuan bangsa.