PRAGMATIC123 – Mantan Ketua KPAI Sebut AI Bisa Bantu Cegah Penyebaran Konten Judi Online pada Anak

KPAI) periode 2017-2022, Susanto menyampaikan bahwa kecanggihan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat dimanfaatkan untuk mencegah penyebaran konten-konten judi daring atau judi online (judol).

“Era teknologi saat ini, cukup baik jika mampu memanfaatkan AI untuk cegah penyebaran-penyebaran konten-konten judol,” kata dia saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu (1/6/2025).

Susanto yang juga dikenal sebagai pengamat pendidikan mengusulkan agar pemerintah membangun sistem yang mampu mengintegrasikan AI untuk mendeteksi konten-konten judi online dan menghapusnya secara otomatis.

Dengan pendekatan ini, proses penanggulangan tidak harus menunggu laporan terlebih dahulu.

Dia mengingatkan bahwa judi online merupakan musuh bersama, tetapi penanganannya dinilai belum dilakukan secara sistemik. Akibatnya, anak-anak berisiko menjadi target.

“Kerentanan cukup tinggi adalah saat anak lekat dengan media digital, namun mereka belum memiliki self resilience (ketahanan diri) dan pada saat yang sama promosi judi masuk ranah daring. Ini sangat berbahaya bagi usia anak,” ujar Susanto.

Perlunya Proteksi Digital yang Lebih Kuat dari Pemerintah

Susanto menegaskan pentingnya peran pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Digital, untuk membangun sistem yang memiliki daya cegah tinggi terhadap paparan konten judol.

Ia menilai bahwa upaya selama ini masih terlalu bertumpu pada pendekatan literasi, sementara perlindungan digital belum optimal.

“Keterpaparan anak dalam banyak kasus karena seringkali hanya menggunakan pendekatan literasi, namun seharusnya juga melakukan proteksi,” kata dia.

Rehabilitasi Anak Korban Judi Online

Bagi anak-anak yang sudah terlanjur mengakses dan bahkan mengalami kecanduan terhadap judi daring, Susanto menyarankan adanya layanan rehabilitasi.

Ia menyebut bahwa lembaga yang paling tepat untuk menyediakan layanan tersebut adalah dinas sosial, bekerja sama dengan dinas yang menangani perlindungan anak di tingkat kabupaten atau kota.

“Kalau untuk rehabilitasi anak-anak korban judol sebaiknya yang menyediakan layanan rehabilitasi dinas sosial bersama dinas yang memiliki tugas urusan perlindungan anak di tingkat kabupaten/kota,” ujar dia.

Data PPATK: Ribuan Anak Terlibat Judi Online di Jakarta

Berdasarkan data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tahun 2024, tercatat sebanyak 1.836 anak berusia hingga 17 tahun di wilayah DKI Jakarta terlibat dalam aktivitas judi online.

Adapun nilai transaksi yang dihasilkan mencapai Rp2,29 miliar.

Selain DKI Jakarta, data per Mei 2025 menunjukkan bahwa provinsi lain seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Timur juga termasuk dalam wilayah dengan jumlah kasus judi online tertinggi di Indonesia.