PRAGMATIC123 – Shalat Idul Adha: Niat, Tata Cara, dan Doa

shalat Idul Adha, yang hukumnya sunah muakkad, artinya meskipun tidak wajib, ibadah ini sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

Rasulullah SAW memerintahkan seluruh umatnya, baik laki-laki maupun perempuan, dari yang tua hingga anak-anak, bahkan perempuan yang sedang haid, untuk hadir dan mendengarkan khutbah pada Hari Raya.

Hal ini diperkuat oleh riwayat Ibnu Abbas yang menyebutkan, “Pada Idul Fitri atau Idul Adha, aku berangkat bersama Rasulullah. Beliau salat lalu berkhutbah. Kemudian mendatangi kaum wanita, memberi mereka nasihat dan menyuruh bersedekah.” (HR. Bukhari).

Niat shalat Idul Adha

Niat shalat Idul Adha dibaca sebelum memulai ibadah.

Niat untuk makmum:

“Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati ma’muuman lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: “Saya niat salat sunah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

Niat untuk Imam:

“Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati imaman lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: “Saya niat salat sunah Iduladha dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”

Tata cara shalat Idul Adha

Pelaksanaan salat Idul Adha memiliki beberapa ketentuan khusus:

-Tidak ada shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah:

“Rasulullah SAW keluar pada hari Iduladha atau Idulfitri, lalu beliau mengerjakan salat Id dua rakaat, namun beliau tidak mengerjakan salat qobliyah maupun ba’diyah,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

-Tanpa azan dan iqamah

Salat Idul Adha tidak didahului oleh azan maupun iqamah.

“Aku beberapa kali melaksanakan shalat Id bersama Rasulullah Saw., bukan hanya sekali atau dua kali, ketika itu tidak ada azan maupun iqamah,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Rukun shalat Idul Adha

-Niat shalat (bagi imam dan makmum).

-Takbiratul Ihram.

-Takbir tambahan (takbir zawa-id) sebanyak 7 kali pada rakaat pertama. Dianjurkan membaca zikir memuji Allah di antara takbir-takbir tersebut