PRAGMATIC123 – Alasan Remaja Ini Ngotot agar Dedi Mulyadi Perbolehkan Acara Perpisahan SMA

Remaja putri tersebut merupakan anak korban penggusuran yang tinggal di bantaran sungai kawasan Cikarang.
Dalam video yang viral di media sosial, remaja tersebut terekam saat melayangkan kritikan terhadap kebijakan sang gubernur.
Kebijakan yang dikritik remaja itu terkait penghapusan kegiatan wisuda dan penggusuran rumah di bantaran kali yang baru-baru ini digencarkan Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi lantas menanggapi kritikan tersebut dengan mengajak remaja itu untuk berdiskusi terkait kebijakannya.
Alasan Remaja Kritik Kebijakan Dedi Mulyadi
Remaja perempuan itu lantas menjelaskan alasannya menentang kebijakan penghapusan wisuda di sekolah.
Ia mengatakan bahwa perlu ada kegiatan perpisahan sebagai kenang-kenangan di masa sekolah.
Di sisi lain, Dedi berpendapat bahwa kenangan di sekolah tidak hanya terbangun saat kegiatan perpisahan.
“Kenangan indah itu saat proses belajar selama tiga tahun,” katanya.
Namun, remaja tersebut tetap bersikeras bahwa perpisahan adalah momen penting dengan alasan bahwa nantinya mereka belum tentu saling berinteraksi setelah lulus.
“Engga juga sih Pak. Saya merasa sudah lulus, kalau engga ada perpisahan, kita tuh engga bisa kumpul bareng atau ngerasain interaksi terakhir bersama teman-teman,” jelasnya.
Dedi Mulyadi kemudian menyarankan agar remaja tersebut mengadakan perpisahan secara mandiri tanpa melibatkan sekolah.
“Ya sudah, perpisahan sendiri saja. Enggak bawa sekolah. Kumpul-kumpul bersama teman-teman, bikin perpisahan sendiri sok saja, tapi jangan melibatkan sekolah,” tuturnya.
Dedi Mulyadi Soroti Biaya Kegiatan Wisuda
Sebelumnya, Dedi Mulyadi sempat mempertanyakan urgensi kegiatan wisuda di jenjang pendidikan yang lebih rendah.
“Di negara mana yang TK ada wisuda, SMP ada wisuda, SMA ada wisuda di negara mana tuh? Hanya di Indonesia,” ucap Dedi Mulyadi, dikutip dari kanal Youtube-nya, Kang Dedi Mulyadi Channel, Minggu (27/4/2025).
Archives
Categories
- No categories
Leave a Reply